Mengapa begitu banyak orang yang sukses di dunia ini namun lebih
banyak lagi mereka yang tidak sukses alias gagal? Apakah sukses hanya
milik segelintir orang saja? Atau merupakan sebuah keberuntungan semata
yang erat kaitannya dgn nasib, bakat atau mungkin kecerdasan?
Mungkin acapkali kita mendengar teman, atau sahabat, keluarga ataupun kolega kita yang berkata "ah, wajar kalo dia sukses, lha wong orangnya pintar kok" atau "dia memang beruntung, makanya dia bisa berhasil" ataupun barangkali seperti "si anu memang berbakat di bidang itu, makanya ga heran kalo dia bisa sukses" dan seterusnya dan seterusnya.
Sejatinya sukses itu tidaklah selalu identik dengan kecerdasan atau kepintaran. Banyak orang pintar dan cerdas di muka bumi ini, namun begitu banyak pula yg tidak berhasil. Contoh kecil misalnya, para sarjana yang kian hari kian memperpanjang daftar pengangguran di negeri ini. Mereka bukanlah orang-orang bodoh tapi rata-rata tidak sukses dalam universitas kehidupan. Maka tidak heran jika banyak orang sukses tak bergelar dan orang bergelar tapi tidak sukses.
Sukses juga tidak melulu paralel dengan kata yang bernama nasib ataupun keberuntungan. Apakah pelawak Narji Cagur yang kerap muncul di pelbagai stasiun TV begitu beruntungnya hingga dapat berubah bagai bumi dan langit dari yang dulunya pemulung menjadi artis ngetop seperti sekarang ini?
Sukses juga tidak selalu analog dengan bakat. Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak orang-orang berbakat tapi tidak sukses. Banyak orang yang berbakat memasak tapi tidak menjadi ahli memasak atau chef dan koki yang terkenal seperti Rudi Khairuddin.
Sukses sejatinya milik semua orang. Sukses adalah milik kamu, kita, dan saya. Sukses adalah perjalanan (proses) bukan tujuan (hasil). Sukses itu tidak datang dengan sendirinya. Ia mesti diciptakan. Mesti ada usaha, upaya, ikhtiar lahir batin dan tindakan yang sungguh-sungguh dan terorganisir agar kita bisa sukses. Sukses sejati adalah ketika kita bisa mensukseskan diri kita sendiri dan orang lain.
Mungkin acapkali kita mendengar teman, atau sahabat, keluarga ataupun kolega kita yang berkata "ah, wajar kalo dia sukses, lha wong orangnya pintar kok" atau "dia memang beruntung, makanya dia bisa berhasil" ataupun barangkali seperti "si anu memang berbakat di bidang itu, makanya ga heran kalo dia bisa sukses" dan seterusnya dan seterusnya.
Sejatinya sukses itu tidaklah selalu identik dengan kecerdasan atau kepintaran. Banyak orang pintar dan cerdas di muka bumi ini, namun begitu banyak pula yg tidak berhasil. Contoh kecil misalnya, para sarjana yang kian hari kian memperpanjang daftar pengangguran di negeri ini. Mereka bukanlah orang-orang bodoh tapi rata-rata tidak sukses dalam universitas kehidupan. Maka tidak heran jika banyak orang sukses tak bergelar dan orang bergelar tapi tidak sukses.
Sukses juga tidak melulu paralel dengan kata yang bernama nasib ataupun keberuntungan. Apakah pelawak Narji Cagur yang kerap muncul di pelbagai stasiun TV begitu beruntungnya hingga dapat berubah bagai bumi dan langit dari yang dulunya pemulung menjadi artis ngetop seperti sekarang ini?
Sukses juga tidak selalu analog dengan bakat. Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak orang-orang berbakat tapi tidak sukses. Banyak orang yang berbakat memasak tapi tidak menjadi ahli memasak atau chef dan koki yang terkenal seperti Rudi Khairuddin.
Sukses sejatinya milik semua orang. Sukses adalah milik kamu, kita, dan saya. Sukses adalah perjalanan (proses) bukan tujuan (hasil). Sukses itu tidak datang dengan sendirinya. Ia mesti diciptakan. Mesti ada usaha, upaya, ikhtiar lahir batin dan tindakan yang sungguh-sungguh dan terorganisir agar kita bisa sukses. Sukses sejati adalah ketika kita bisa mensukseskan diri kita sendiri dan orang lain.
0 comments:
Post a Comment